Iman Yang Menyelamatkan
Dalam Injil hari ini kita mendengar
kisah tentang Tuhan Yesus yang membangkitkan anak perempuan Yarius dan menyembuhkan
seorang perempuan yang mengalami pendarahan. Mereka mengalami keselamatan yang
datang dari Allah karena mereka memiliki iman yang kuat. Beriman berarti mau
percaya dan berserah diri di hadapan Tuhan Yesus serta mengakui segala keistimewaan yang dimiliki-Nya.
Yarius dan perempuan yang disembuhkan oleh Yesus dalam injil hari ini, menjadi
salah satu teladan bagi kita dalam beriman dan percaya kepada Tuhan Yesus.
Kita tahu bahwa Yarius adalah orang
terpandang dalam masyarakat, namun ia
tidak malu datang ke kerumunan orang banyak dan sujud menyembah di
hadapan Yesus serta memohon kepadanya agar Yesus datang menyembuhkan anaknya
yang sedang sakit dan hampir mati. Ketika Yesus melihat begitu besar iman yang
dimiliki oleh Yarius, Ia tergerak hati-Nya dan
segera datang ke rumah Yarius. Yesus ingin segera ke sana, hanya saja
ada banyak orang yang berdesak-desakan ingin bertemu dengan Yesus, salah
satunya adalah seorang perempuan yang telah 12 tahun menderita sakit pendarahan
yang juga ingin disembuhkan oleh Yesus. Perempuan itu telah banyak mendengar tentang
Yesus, hanya saja ia sulit untuk menemui-Nya karena ia adalah orang lemah di tengah-tengah
orang banyak. Akan tetapi ia tidak kehilangan akal. Iman menemukan akal,
sebagai orang yang lemah ia hanya ingin menyentuh jubah Yesus. Ia percaya bahwa
dengan menyentuh jubah-Nya saja ia akan sembuh. Dan benar setelah ia menyentuh
jubah-Nya ia pun menjadi sembuh. Semua mukjizat yang ia alami ini terjadi
karena imannya yang sungguh sangat besar.
Selanjutnya apa yang dikisahkan injil
juga sangat menarik dimana ketika Yesus dan para murid-Nya sampai di rumah
Yarius, diberi tahu bahwa anak itu telah meninggal. Yesus mencoba menenangkan
mereka dengan berkata “ Anak ini tidak mati melaikan tidur ” (ay 39) tetapi apa
yang terjadi? Mereka malah menertawakan Yesus dan menganggap Yesus seperti
“orang gila”. Mereka meremehkan dan tidak mau percaya dengan Dia. Dengan sikap
demikian tampak jelas bagaimana perbuatan baik Tuhan Yesus tidak serta merta
ditanggapi dalam iman. Memang adakalanya tidak mudah untuk menanggapi suatu
peristiwa dengan iman seperti yang ditunjukkan oleh Yarius dan perempuan itu.
Dalam kehidupan kongkret kita cenderung menggunakan pikiran rasional kita untuk
membuktikan apakah kebenaran itu sungguh benar-benar nyata. Kita cenderung
mencari bukti, tanpa sungguh merasakan bahwa Tuhan Yesus sungguh hadir dan mau
membantu kita di saat kita sedang dalam situasi sulit.
Dari sinilah kita mencoba bertanya
pada diri kita masing-masing. Apakah kita sudah memiliki iman yang kuat,
seperti yang ditunjukkan oleh Yarius dan perempuan itu? Apakan kita sudah
menanggapi cinta dan keselamatan yang dibawa oleh Tuhan dengan baik?
By : Fr Martinus Joko Windiatmoko