PENEGUHAN
Mengalami
kedekatan dan kebersamaan dengan Allah secara mendalam memang merupakan suatu
yang sangat indah dan menggembirakan.Banyak orang menginginkannya.Tetapi,kedekatan
dan kebersamaan dengan Allahini tidak boleh menjadi halangan untuk menjalankan
tugas harian kita. Kebersamaan dengan Tuhan harus menjadi peneguh dan kekuatan
bagi kita untuk menjalankan tugas harian kita, yang mungkin monoton,berat, dan
membosankan. Hidup sebagai orang beriman tidak terbatas pada kebersamaan dengan
Tuhan yang dialamisaat mengikuti Misa Kudus, ibadat, doa, atau acar-acara
rohani lainnya, melainkan juga pada melaksankan tugas harian di luar acara
rohani.
Dalam
injil hari ini (Mrk 9:2-10) kita mendengar bagaimana Tuhan Yesus memanggil dan
mengajak tiga murid yang dikasihi-Nya untuk naik ke atas gunung. Di atas
gunung, yang dalam Kitab Suci menjadi simbol kehadiran Allah, Tuhan Yesus
berubah rupa.WajahNya bercahaya seperti matahari dan pakaianNya menjadi putih
bersinar terang. Pada saat itu juga Allah memperkenalkan Yesus sebagaiPutra-Nya
yang terkasih. Yesus diperkenalkan sebagai Putra Allah.
Kebersamaan
dengan Yesus sebagai Putra Allah, ditambah kehadiran dua tokoh besar dalam
perjanjian lama yaitu Musa dan Elia, tentulah menjadi peristiwa yang sangat
mengesan dan membahagiakan, bagiparamurid. Maka, tidak heran jika Petrus
berseru tanpa sadar: “Tuhan betapa
bahagianya kami berada di tempat ini, jika Engkau mau biarkanlah kudirikan di
sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Apakah
Tuhan mengabulkan permintaan Petrus?? Rupanya tidak. Sesudah peristiwa yang
mengesankan itu, Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk turun dari gunung itu,
untuk kembali ke dunia nyata dan tugas di dalam kehidupan sehari-hari. Kembali
ke dunia yang keras dan penuh tantangan. Dari puncak Gunung Tabor itu Yesus
melanjutkan karya-Nya menuju Yerusalem. Di Yerusalem, Ia akan mengalami puncak
dari tugas-Nya di dunia ini yaitu menebus dosa umat manusia dengan sengsara dan
wafat di kayu salib yang ngeri. Hari-hari kelabu dan sulit akan mereka alami. Namun
peristiwa Gunung Tabor ini akan menjadi peristiwa yang meneguhkan mereka untuk
mengatasi hari-hari kelam di Taman Getsmani dan Puncak Golgota.
Semestinya,
kita seperti para murid Yesus yang mengalami suatu kedamaian dan kebahagiaan
dalam doadan kebersamaan dengan Dia. Doa dan kebersamaan dengan Yesus menjadi
suatu peneguhan dan bekal bagi hidup kita dalam menjalankan tugas harian.
Teruslah berdoa, rasakan, danalamilah rahmat yang mengalir dari pada-Nya.
Gunankanitu sebagai bekal dan kekuatan bagi kita.
(Fr. Martinus
Joko W, Novis SCJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar