Jumat, 27 Februari 2015

POJOK OMK



PENEGUHAN

Mengalami kedekatan dan kebersamaan dengan Allah secara mendalam memang merupakan suatu yang sangat indah dan menggembirakan.Banyak orang menginginkannya.Tetapi,kedekatan dan kebersamaan dengan Allahini tidak boleh menjadi halangan untuk menjalankan tugas harian kita. Kebersamaan dengan Tuhan harus menjadi peneguh dan kekuatan bagi kita untuk menjalankan tugas harian kita, yang mungkin monoton,berat, dan membosankan. Hidup sebagai orang beriman tidak terbatas pada kebersamaan dengan Tuhan yang dialamisaat mengikuti Misa Kudus, ibadat, doa, atau acar-acara rohani lainnya, melainkan juga pada melaksankan tugas harian di luar acara rohani.
Dalam injil hari ini (Mrk 9:2-10) kita mendengar bagaimana Tuhan Yesus memanggil dan mengajak tiga murid yang dikasihi-Nya untuk naik ke atas gunung. Di atas gunung, yang dalam Kitab Suci menjadi simbol kehadiran Allah, Tuhan Yesus berubah rupa.WajahNya bercahaya seperti matahari dan pakaianNya menjadi putih bersinar terang. Pada saat itu juga Allah memperkenalkan Yesus sebagaiPutra-Nya yang terkasih. Yesus diperkenalkan sebagai Putra Allah.
Kebersamaan dengan Yesus sebagai Putra Allah, ditambah kehadiran dua tokoh besar dalam perjanjian lama yaitu Musa dan Elia, tentulah menjadi peristiwa yang sangat mengesan dan membahagiakan, bagiparamurid. Maka, tidak heran jika Petrus berseru tanpa sadar:  “Tuhan betapa bahagianya kami berada di tempat ini, jika Engkau mau biarkanlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Apakah Tuhan mengabulkan permintaan Petrus?? Rupanya tidak. Sesudah peristiwa yang mengesankan itu, Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk turun dari gunung itu, untuk kembali ke dunia nyata dan tugas di dalam kehidupan sehari-hari. Kembali ke dunia yang keras dan penuh tantangan. Dari puncak Gunung Tabor itu Yesus melanjutkan karya-Nya menuju Yerusalem. Di Yerusalem, Ia akan mengalami puncak dari tugas-Nya di dunia ini yaitu menebus dosa umat manusia dengan sengsara dan wafat di kayu salib yang ngeri. Hari-hari kelabu dan sulit akan mereka alami. Namun peristiwa Gunung Tabor ini akan menjadi peristiwa yang meneguhkan mereka untuk mengatasi hari-hari kelam di Taman Getsmani dan Puncak Golgota.
Semestinya, kita seperti para murid Yesus yang mengalami suatu kedamaian dan kebahagiaan dalam doadan kebersamaan dengan Dia. Doa dan kebersamaan dengan Yesus menjadi suatu peneguhan dan bekal bagi hidup kita dalam menjalankan tugas harian. Teruslah berdoa, rasakan, danalamilah rahmat yang mengalir dari pada-Nya. Gunankanitu sebagai bekal dan kekuatan bagi kita.
(Fr. Martinus Joko W,  Novis SCJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar