Jumat, 04 Desember 2015

Bulir-Bulir Iman


           

Adven ii


            Minggu ini kita memasuki minggu Adven yang ke 2. Suasana Natal makin terasa. Banyak kegiatan yang mulai dilakukan untuk menyambut Natal. Dalam masa penantian ini, ditengah-tengah kegiatan persiapan Natal, hendaknya kita dapat menyisihkan waktu untuk merenung. Kita diajak untuk merenung apa esensi natal sebenarnya. 
            Natal adalah hari yang kita rayakan untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus sang Juru Selamat umat manusia. Mengapa Yesus harus lahir ke dunia? Bahkan
kelahiran-Nya adalah untuk menerima siksa sampai meregang nyawa di salib.
Jawaban pertanyaan di atas ialah karena kasih Allah yang tidak pernah habis untuk umat manusia. Kasih Allah yang tidak pernah lelah mengampuni umat manusia. Walau manusia sangat degil dan sangat tidak tahu berterima kasih, Allah masih berusaha untuk membawa manusia kembali pada-nya.
Segala upaya telah diusahakan-Nya untuk menyadarkan manusia bahwa Ia memiliki kasih yang tiada batas untuk manusia. Mulai dari para nabi yang telah diutus-Nya sampai mengutus Putra-Nya.
Sampai sekarang, kita adalah ciptaan allah yang paling berharga. Allah tidak pernah berhenti mengasihi kita. Jangan sia-siakan hidup kita untuk sesuatu yang buruk. Dengan masa adven ini. Marilah kita bersyukur atas kasih Allah pada kita manusia. (salam damai)

Jumat, 26 Juni 2015

BULIR-BULIR IMAN

                                             Kasih yesus
Selama masa pelayanan-Nya, Yesus amat populer. Tidak pernah Yesus dapat tenang sendiri. Dimana-mana akan banyak orang yang mengerumuni-Nya. Orang berbondong-bondong datang dari berbagai tempat untuk melihat, mendengarkan dan mendapatkan penyembuhan dari Yesus.
Sebagai manusia, Yesus pasti merasa lelah. Tetapi Yesus tidak pernah mengabaikan orang yang datang pada-Nya. Kasih-Nya terlalu besar untuk dapat menolak setiap orang yang datang dan memohon pada-Nya.
Kasih Yesus terhadap manusia melebihi kasih-Nya terhadap diri-Nya sendiri. Yesus telah membuktikannya dengan mengorbankan diri dan nyawa-Nya di kayu salib bagi manusia. Kasih Yesus sebagai kasih Allah telah terbukti bagi manusia.
Tetapi untuk dapat merasakan kasih Yesus ada syarat yang harus dipenuhi. Syaratnya ialah kita harus percaya dan mengimani karya Yesus dalam diri kita. Seperti seorang bapak yang anak perempuannya sakit atau seorang perempuan yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun. Kedua orang ini percaya pada Yesus. Mereka datang pada Yesus dan memohon untuk dapat kesembuhan. Mereka percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya harapan bagi mereka untuk dapat menyelesaikan masalah mereka.
Jika kita mau datang kepada Yesus dan memohon pada-Nya untuk membantu kita menyelesaikan masalah kita, maka Yesus tidak akan pernah dapat menolak kita dan pasti akan membantu kita. (salam damai)

BINA IMAN ANAK

Tuhan Yesus menyembuhkan        
 seorang perempuan yang sakit pendarahan
Suatu hari Tuhan Yesus berada di tepi danau. Saat itu banyak orang mengerumuni Tuhan Yesus. Datanglah seorang Bapak yang meminta Tuhan Yesus mengobati anak perempuannya yang sedang sakit keras. Tuhan Yesus memenuhi permohonan itu dan bergegas pergi kerumah bapak tersebut. Tuhan Yesus amat sulit berjalan karena banyak orang yang mengerumuni-Nya.
Di dekat tempat itu ada seorang perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun. Semua hartanya sudah habis untuk berobat, tetapi ia belum juga sembuh. Perempuan itu sudah frustasi dengan penyakitnya.  Setelah mendengar cerita banyak orang bahwa Tuhan Yesus dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, timbul harapan perempuan itu untuk dapat sembuh.
Perempuan itu pun mencari Tuhan Yesus, tetapi ia terkejut melihat banyaknya orang yang mengerumuni Tuhan Yesus. Tetapi perempuan itu bertekad untuk dapat mendekati Tuhan Yesus. Ia yakin bahwa jika ia dapat menjamah jubah Tuhan Yesus, maka ia akan sembuh. Maka perempuan itu pun menyusup diantara orang yang berkerumun dan dengan susah payah ia dapat menjamah jubah Tuhan Yesus. Seketika itu juga ia merasa sembuh dari penyakitnya.

Tuhan Yesus merasa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya berhenti berjalan dan berpaling. “Siapa yang menjamah jabah-ku?” kata Tuhan Yesus dan memandang sekeliling-Nya. Perempuan itu ketakutan dan tersungkur di depan Tuhan Yesus. Perempuan itu menceritakan semua penyakitnya pada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak marah dan berkata,” Hai anak-ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” ( MLS )

POJOK OMK

Iman Yang Menyelamatkan
Dalam Injil hari ini kita mendengar kisah tentang Tuhan Yesus yang membangkitkan anak perempuan Yarius dan menyembuhkan seorang perempuan yang mengalami pendarahan. Mereka mengalami keselamatan yang datang dari Allah karena mereka memiliki iman yang kuat. Beriman berarti mau percaya dan berserah diri di hadapan Tuhan Yesus  serta mengakui segala keistimewaan yang dimiliki-Nya. Yarius dan perempuan yang disembuhkan oleh Yesus dalam injil hari ini, menjadi salah satu teladan bagi kita dalam beriman dan percaya kepada Tuhan Yesus.
Kita tahu bahwa Yarius adalah orang terpandang dalam masyarakat, namun ia  tidak malu datang ke kerumunan orang banyak dan sujud menyembah di hadapan Yesus serta memohon kepadanya agar Yesus datang menyembuhkan anaknya yang sedang sakit dan hampir mati. Ketika Yesus melihat begitu besar iman yang dimiliki oleh Yarius, Ia tergerak hati-Nya dan  segera datang ke rumah Yarius. Yesus ingin segera ke sana, hanya saja ada banyak orang yang berdesak-desakan ingin bertemu dengan Yesus, salah satunya adalah seorang perempuan yang telah 12 tahun menderita sakit pendarahan yang juga ingin disembuhkan oleh Yesus. Perempuan itu telah banyak mendengar tentang Yesus, hanya saja ia sulit untuk menemui-Nya karena ia adalah orang lemah di tengah-tengah orang banyak. Akan tetapi ia tidak kehilangan akal. Iman menemukan akal, sebagai orang yang lemah ia hanya ingin menyentuh jubah Yesus. Ia percaya bahwa dengan menyentuh jubah-Nya saja ia akan sembuh. Dan benar setelah ia menyentuh jubah-Nya ia pun menjadi sembuh. Semua mukjizat yang ia alami ini terjadi karena imannya yang sungguh sangat besar.
Selanjutnya apa yang dikisahkan injil juga sangat menarik dimana ketika Yesus dan para murid-Nya sampai di rumah Yarius, diberi tahu bahwa anak itu telah meninggal. Yesus mencoba menenangkan mereka dengan berkata “ Anak ini tidak mati melaikan tidur ” (ay 39) tetapi apa yang terjadi? Mereka malah menertawakan Yesus dan menganggap Yesus seperti “orang gila”. Mereka meremehkan dan tidak mau percaya dengan Dia. Dengan sikap demikian tampak jelas bagaimana perbuatan baik Tuhan Yesus tidak serta merta ditanggapi dalam iman. Memang adakalanya tidak mudah untuk menanggapi suatu peristiwa dengan iman seperti yang ditunjukkan oleh Yarius dan perempuan itu. Dalam kehidupan kongkret kita cenderung menggunakan pikiran rasional kita untuk membuktikan apakah kebenaran itu sungguh benar-benar nyata. Kita cenderung mencari bukti, tanpa sungguh merasakan bahwa Tuhan Yesus sungguh hadir dan mau membantu kita di saat kita sedang dalam situasi sulit.
Dari sinilah kita mencoba bertanya pada diri kita masing-masing. Apakah kita sudah memiliki iman yang kuat, seperti yang ditunjukkan oleh Yarius dan perempuan itu? Apakan kita sudah menanggapi cinta dan keselamatan yang dibawa oleh Tuhan  dengan baik?

By : Fr Martinus Joko Windiatmoko

Jumat, 01 Mei 2015

BINA IMAN ANAK



Saksi kebangkitan tuhan yesus


Tahukah adik-adik bahwa yang pertama mengetahui kebangkitan Tuhan Yesus ialah perempuan. Pagi itu hari Minggu pertama, pagi-pagi benar Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur Tuhan Yesus dan meminyaki Tuhan Yesus. Mereka melihat bahwa batu penutup kubur telah terguling dan jenasah Tuhan Yesus sudah tidak ada. Maria Magdalena mengira bahwa jenasah Tuhan Yesus sudah di curi.  Maria Magdalena berlari dan mendapatkan dua orang murid Tuhan Yesus. Kedua murid itu masuk ke dalam kubur dan mendapatkan bahwa kubur telah kosong. Lalu pulanglah kedua murid itu.
Maria Magdalena tidak ikut pulang dan masih berdiri sambil menangis. Lalu tampaklah olehnya dua malaikat di dalam kubur. Ketika ia menoleh ke belakang, ia melihat seseorang yang dikiranya penunggu taman. Ternyata orang itu ialah Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus memerintahkan agar Maria Magdalena menyampaikan kabar kebangkitan-Nya kepada murid-murid yang lain. Maria Magdalena pun pulang dengan hati senang.

“Tinggalah bersama Aku”





Saudara-saudari yang terkasih, Yesus telah bersabda: ” Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal bersama Aku dan Aku tinggal di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuah apa-apa.” (Yoh 15:5) Yesus adalah pokok anggur yang memberikan kehidupan  kepada ranting-ranting-Nya. Sebagai ranting, kita dapat tumbuh, berkembang dan berbuah jika kita tinggaldi dalam-Nya.
            Sebagai ranting, kita tentunya menggantungkan seluruh hidup kita pada Pokok yang memberikan kehidupan yaitu Yesus Kristus. Kita tidak dapat hidup tanpa tinggal di dalam Pokok itu. Yesus sang pokok sejati mengajak kita untuk tinggal di dalam-Nya, sehingga kita dapat menghasilkan buah yang baik dengan berlimpah.
Bagaimana kita dapat tinggal  di dalam-Nya? Kita dapat tinggal di dalam Yesus dengan menerima sakramen-sakramen, seperti sakramen Ekaristi, yang semakin mempersatukan kita dengan Yesus sehingga kita menjadi sehati, sejiwa dengan-Nya. Selain itu, kita juga dapat tinggal di dalam Yesus dengan tekun membaca dan mendengarkan lalu merenungkan sabda Tuhan. Dengan demikian kita dapat berkembang dan berbuah dengan baik.
Sangat penting bagi kita yang menerima rahmat panggilan, untuk selalu tinggal di dalam-Nya. Hidup kita akan penuh dengan damai dan sukacita serta menghasilkan buah berlimpah karena Yesus selalu tinggal di dalam kita sebagai pokok kehidupan. Bukan hanya saat bersekutu dalam doa, tetapi seluruh hidup kita harus selalu berada di dalam-Nya. Kita harus membawa Yesus ke dalam kehidupan kita.
Yesus harus menjadi pokok hidup kita dalam berkarya, sehingga setiap orang yang berjumpa dengan kita dapat merasakan kehadiran Tuhan melalui diri kita. Kita akan memberikan sukacita bagi orang-orang yang di sekitar kita. Oleh karena itu, tinggalah selalu di dalam-Nya dan kita akan menerima lebih dari apa yang kita harapkan.
Saudara-saudari yang terkasih, saya mengajak kita semua untuk membawa Yesus ke dalam kehidupan kita. Mampukah kita membawa Yesus untuk tinggal di dalam hidupan kita?
By: Fr. Nius, Novisiat St Yohanes Gisting,april 2015

Jumat, 27 Februari 2015

BULIR-BULIR IMAN, MINGGU PRAPASKAH KE 2



KURBAN
Kasih anak sepanjang galah, kasih orang tua sepanjang jalan. Tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya. Perilaku ini pun berlaku pada hewan. Banyak mahluk hidup yang rela mengurbankan nyawanya demi menyelamatkan nyawa anak yang dikasihinya.
Begitu juga Abraham yan telah lama menantikan Ishak. Abraham dan Sara mendapatkan Ishak anaknya pada saat Abraham berusia seratus tahun dan Sara tidak mungkin lagi mengandung. Ishak memang anak yang istimewa. Anak yang dijanjikan bagi Abraham untuk memulai keturunan Abraham.
Karena susahnya mendapatkan Ishak, Abraham sangat menyayangi Ishak. Tetapi, keimanan Abraham pada Allah diuji, ketika Allah meminta Abraham menyembelih Ishak. Ishak harus dikurbankan untuk membuktikan kesetiaan Abraham terhadap Allah. Dan Abraham melakukannya. Menyembelih Ishak menjadi bukti bahwa Abraham lebih mengasihi Allah daripada semua yang ada di bumi, termasuk Ishak darah dagingnya.
Terkadang keimanan kita pun di uji dengan berbagai cara. Kesulitan hidup yang kita jalani dapat menjadi bukti seberapa dalam kasih kita pada Allah Bapa di sorga. Memilih untuk mengurbankan sesuatu yang kita sayangi memang sulit. Tetapi jika kita ikhlas berkurban, Allah Bapa pasti akan memberi ganti, seperti Allah memberikan domba untuk menganti Ishak sebagai kurban sembelihan. (salam damai)