Kamis, 05 September 2013

renungan minggu, 8 september 2013



Memikul salib
Suatu ketika, aku menaiki kapal ferri menyeberang ke pulau Jawa. Begitu kapal hendak merapat, banyak pria-pria melompat dari dermaga ke dalam kapal yang belum sepenuhnya merapat. Aksi yang sangat berbahaya, karena jika salah pijak mereka akan mendarat di atas air dan tidak tertutup kemungkinan terhimpit kapal yang bergerak merapat ke dinding dermaga.
Di atas kapal, mereka berebut mencari penumpang dengan banyak bawaan. Ternyata mereka adalah buruh angkat barang yang akan membantu kita mengangkat barang bawaan dari kapal sampai ke terminal bus.
Aku tertegun melihat seorang pria bertubuh kecil dapat mengangkat beberapa barang berupa kardus dan tas dalam jumlah banyak tanpa kesulitan. Mereka memang harus melakukan itu. Sanggup atau tidak mereka harus memaksakan diri membawa barang berat agar dapat menafkahi keluarganya. Ternyata mereka juga mempunyai trik dan cara agar banyaknya barang tidak menyulitkan mereka berjalan. Mereka memang sudah terlatih dengan keadaan yang harus dihadapi setiap hari.
Yesus berkata,”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, Ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:27)
Belajar dari para buruh angkat barang di pelabuhan tadi dalam memikul, jadikanlah salib kita sebagai barang bawaan yang kita butuhkan dalam menjalani hidup. Buatlah keyakinan dalam diri bahwa salib itu adalah nafkah yang penting bagi kebutuhan jiwa kita.
Berlatihlah selalu dalam memikul salib kita, agar kita mempunyai daya angkat yang lebih besar dan salib kita akan terasa ringan. jangan mengeluh atas besarnya salib yang harus kita pikul, karena semakin besar barang yang dipikul, semakin besar upah yang diberikan oleh si pemilik barang. (salam damai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar