Kamis, 05 September 2013

Renungan anak sekolah minggu



Kepadamu Kukatakan, bangunlah,
angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu! (Markus 2:11)
Suatu hari Yesus berada di Kapernaum. Mendengar Yesus datang ke sebuah rumah, orang banyak langsung berkumpul di rumah tersebut. Karena banyaknya orang yang datang, rumah itu penuh sesak sehingga tidak ada lagi tempat. Bahkan didepan pintupun tampak orang berdesak-desakan. Orang yang berdatangan mempunyai tujuannya masing-masing. Ada yang ingin melihat Yesus. Ada yang ingin mendengarkan ajaran Yesus. Ada yang minta disembuhkan dari penyakitnya.
Termasuk empat orang yang datang dengan mengotong seseorang yang lumpuh. Orang lumpuh itu digotong dengan tilam tempat orang lumpuh itu berbaring. Tetapi mereka kecewa melihat sesaknya rumah tersebut oleh orang-orang yang datang. Mereka sangat berharap Yesus dapat menyembuhkan saudaranya yang lumpuh itu. Tidak kehabisan akal, mereka naik keatas rumah tempat Yesus berada dan membuka atap tepat di atas Yesus berada. Setelah atap terbuka, mereka menurunkan orang lumpuh itu bersama dengan tilamnya.
Ketika melihat iman mereka Yesus berkata,”Hai anakKu, dosamu telah diampuni!”
Beberapa ahli taurat yang berada di sana berpikir dalam hati,”mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari Allah sendiri?”
Yesus dapat mengetahui apa yang ada dipikiran para ahli taurat tersebut. Lalu Yesus berkata,” Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkat tilammu dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.”
Yesus berpaling pada orang yang lumpuh itu dan berkata,”Kepadamu Ku katakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
Mendengar perintah Yesus, orang lumpuh itu bergegas bangun, mengangkat tilam tempat tidurnya dan pergi ke luar rumah itu. Semua orang yang melihat kejadian itu takjub dan memuliakan Allah. (mls)

renungan minggu, 8 september 2013



Memikul salib
Suatu ketika, aku menaiki kapal ferri menyeberang ke pulau Jawa. Begitu kapal hendak merapat, banyak pria-pria melompat dari dermaga ke dalam kapal yang belum sepenuhnya merapat. Aksi yang sangat berbahaya, karena jika salah pijak mereka akan mendarat di atas air dan tidak tertutup kemungkinan terhimpit kapal yang bergerak merapat ke dinding dermaga.
Di atas kapal, mereka berebut mencari penumpang dengan banyak bawaan. Ternyata mereka adalah buruh angkat barang yang akan membantu kita mengangkat barang bawaan dari kapal sampai ke terminal bus.
Aku tertegun melihat seorang pria bertubuh kecil dapat mengangkat beberapa barang berupa kardus dan tas dalam jumlah banyak tanpa kesulitan. Mereka memang harus melakukan itu. Sanggup atau tidak mereka harus memaksakan diri membawa barang berat agar dapat menafkahi keluarganya. Ternyata mereka juga mempunyai trik dan cara agar banyaknya barang tidak menyulitkan mereka berjalan. Mereka memang sudah terlatih dengan keadaan yang harus dihadapi setiap hari.
Yesus berkata,”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, Ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:27)
Belajar dari para buruh angkat barang di pelabuhan tadi dalam memikul, jadikanlah salib kita sebagai barang bawaan yang kita butuhkan dalam menjalani hidup. Buatlah keyakinan dalam diri bahwa salib itu adalah nafkah yang penting bagi kebutuhan jiwa kita.
Berlatihlah selalu dalam memikul salib kita, agar kita mempunyai daya angkat yang lebih besar dan salib kita akan terasa ringan. jangan mengeluh atas besarnya salib yang harus kita pikul, karena semakin besar barang yang dipikul, semakin besar upah yang diberikan oleh si pemilik barang. (salam damai)

Kamis, 29 Agustus 2013

renungan untuk anak minggu ini



JANGAN MENCURI (Keluaran 20:15)
Barto sangat nakal dan usil. Sudah banyak anak-anak yang terkena dampak kenakalan dan keusilannya. Suatu saat Barto melihat Vera membawa kartu bayaran sekolah di dalam tasnya. Muncullah keusilan Barto.
Saat istirahat, semua anak keluar kelas sehingga kelas menjadi kosong. Diam-diam Barto masuk ke dalam kelas dan mengambil kartu bayaran Vera. Barto menyembunyikan kartu itu di dalam tempat sampah.
Ketika jam istirahat usai semua anak masuk ke dalam kelas. Bu Maria masuk ke dalam kelas lima karena saat itu ada pelajaran matematika. Melihat Bu Maria masuk, Vera membuka tasnya untuk mencari kartu bayarannya. Bu Maria adalah wali kelas lima, sehingga semua bayaran sekolah dapat dibayarkan melalui Bu Maria. Vera tidak dapat melihat kartu bayaran di dalam tasnya dan Vera pun membongkar seluruh isi tasnya ke atas meja.
“Ada apa Vera?” Tanya Bu Maria
“Kartu bayaran yang saya bawa hilang Bu.” Kata Vera kebingungan.
“Mungkin kamu lupa membawanya.”
“Tidak Bu, tadi pagi ibu saya memberikannya pada saya. Dan istirahat tadi masih ada.”
“semua anak tinggalkan kelas!” perintah Bu Maria.
Bu Maria menggeledah semua tas anak-anak. Sedangkan di luar kelas Vera menangis.
“Sudahlah Ver, nanti ketemu.” Kata Magda menghibur Vera.
“Kalau aku tidak bayaran kali ini, aku tidak dapat sekolah lagi.” Kata Vera sambil mengusap air matanya.
Mendengar percakapan Vera dan Magda, Barto menyesal. Setelah pelajaran usai Barto mendatangi Bu Maria dan mengakui perbuatannya dan mengembalikan kartu bayaran milik Vera.
“Saya tidak bermaksud mencuri bu, hanya iseng.” Kata Barto
“Walau hanya iseng, mengambil barang milik orang lain tetaplah mencuri. Merugikan orang lain. Lain kali jangan diulangi lagi dan minta maaflah pada Vera.” Kata Bu Maria menasehati.
Pulang sekolah Barto ditemani Bu Maria datang ke rumah Vera dan meminta maaf pada Vera dan kedua orang tuanya.
Mencuri adalah perbuatan dosa. Walaupun barang yang diambil bukan barang yang berharga mahal, tetapi mengambil barang milik orang lain tidak baik dan merugikan orang lain. Sebab itulah Tuhan melarang kita mencuri. Akan lebih baik jika kita meminta langsung pada pemilik barang jika kita membutuhkan barang tersebut. (mls)

renungan singkat minggu ini



Membaca buku pedoman
“Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Lukas 14:11).
Sombong adalah sifat yang tidak baik. Tidak ada orang yang senang pada orang yang sombong. Pada bacaan Injil hari ini, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa siapapun yang meninggikan dirinya, ia akan direndahkan. Yesus tidak pernah suka orang yang suka meninggikan diri sendiri. Bahkan Yesus sudah menyiapkan hukuman bagi orang yang sombong yaitu direndahkan. Yesus pun berkata bahwa orang yang merendahkan diri akan ditinggikan. Artinya jika kita dapat bertindak rendah hati maka Tuhan sendiri yang akan meninggikan harkat dan martabat kita.
Pembahasan diatas ialah pembahasan salah satu ayat yang ada di dalam Alkitab. Alkitab ialah kitab suci bagi kita. Alkitab berarti kabar gembira. Di dalam Alkitab terdapat cerita mulai dari penciptaan sampai pewahyuan tentang akhir jaman. Di dalam Alkitab terdapat tuntunan hidup bagi kita. Memang membaca Alkitab terkadang malah membingungkan. Tetapi jika direnungkan setiap hari dengan bimbingan Roh Kudus, Alkitab dapat menjadi kompas kita dalam menentukan arah dalam kehidupan.
Minggu ini kita memasuki Bulan Kitab Suci Nasional. Di dalam bulan ini akan ada banyak pembahasan-pembahasan tentang ayat-ayat dalam Alkitab. Salah satu tujuan pembahasan bersama ialah agar kita dapat lebih dalam mengenal buku pedoman hidup kita itu.
Melalui Alkitab Allah masih berbicara dengan manusia. Allah masih menuntun kita agar kita tidak salah jalan dan agar kita lebih mengerti kehendak dan perintah Allah. Dalam Alkitab kita dapat membaca kabar gembira terpenting bagi kita yaitu, kabar tentang kasih Allah yang begitu besar pada kita sehingga Ia rela mengutus Putra Tunggal-Nya ke dunia.
Jangan lewatkan kesempatan yang baik di Bulan Kitab Suci Nasional ini. Marilah kita bersama-sama belajar untuk lebih mengerti apa makna yang terkandung didalam setiap ayat yang ada di dalam Alkitab. (Salam damai)

Kamis, 22 Agustus 2013

untuk Bina iman anak



Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. (Ibrani 12:11)

Setiap jam lima pagi Timoty sudah dibangunkan oleh ayahnya. Timoty harus latihan lari marathon setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah. Walau cuaca sedang dingin Timoty tetap diharuskan berlatih. Terkadang jika sedang malas Timoty kembali menarik selimutnya untuk tidur, tetapi ayahnya akan menghardik untuk membangunkannya.

Sore hari Timoty harus kembali berlatih. Terkadang Timoty iri melihat teman-temannya bermain. Timoty sering marah dan ngambek, tetapi ayahnya tidak pernah perduli dengan semua protesnya. Bagi ayahnya kedisiplinan dalam berlatih sangat diperlukan apalagi hari perlombaan sudah dekat.
Timoty sering mengeluh, apalagi jika banyak pekerjaan rumah dari bapak dan ibu guru di sekolah. Timoty ingin seperti teman-temannya yang dapat bangun siang, dapat bermain bersama sore hari atau hanya sekedar bersantai dirumah. Tetapi ayahnya tetap tidak mengijinkannya untuk melewatkan kesempatan berlatih.
Hari pertandingan sudah tiba dan Timoty sudah bersiap-siap. Ayah, ibu dan teman-temannya mengantar Timoty dan memberi semangat di dekat garis start. Ketika terdengar suara tembakan tanda pertandingan dimulai, Timoty berlari sekuat tenaga. Saat peserta lain satu persatu gugur karena kehabisan tenaga, Timoty masih tetap bersemangat. Walau lelah, Timoty masih berusaha mengingat ajaran ayahnya agar kakinya tidak kram. Semakin mendekati garis finish, Timoty semakin bersemangat. Ternyata Timoty memenangkan pertandingan untuk golongan anak-anak.
Timoty senang sekali karena hadiahnya adalah dapat masuk di SMP favorit di kotanya dan dapat beasiswa penuh dari sponsor lomba lari. Tetapi hal yangmembuat Timoty senang adalah melihat wajah ayahnya yang sangat bangga padanya. Mulai saat itu Timoty tidak pernah mengeluh lagi jika dibangunkan untuk berlatih. Timoty ia sadar dengan berlatih tubuhnya menjadi kuat dan dapat memenangkan perlombaan.
Berlatih memang tidak selamanya mudah dan menyenangkan. Tetapi dengan berlatih kita menjadi lebih terlatih dan dapat melakukan yang terbaik sehingga cita-cita kita dapat tercapai. (mls)